Rabu, 02 April 2008

Gerakan Membongkar bangsa

ternyata betul prediksi kita ketika pertama kali menggas untuk membangun sebuah mainstream gerakan di HMI cabang Bandung kemarin. walaupun baru ada tulisan lagi di blog ini akibat kebingungan mesti apa yang harus ditulis, karena begitu banyaknya kita dihadapkan dengan permasalahan kebangsaan yang sulit diringkas dalam sebuah tulisan.

kawan pakah sudah layak lagoi kita menyebut indonesia lagi sebagai Negara milik rakyat????

kawan2 apakah masih layak kita bernaung dan berharap dibawah klaim Indonesia???

kecerdasan dan kesadaran kita yang akan menghukumi apabila kita tidak pernah berani jujur untuk mengatakan tidak untuk Indonesia saat ini....

bagaimana mungkin kita masih harus berharap sementara negara ini telah menelentarkan rakyat dalam kondisi gizi buruk, sembako yang terus naik, BBM yang terus meroket....pengagguran yang terus bertambah. sementara peran negara hari ini hanya jadi pelindung bagi segelintir orang yang mengatasnamakan abdi negara kaum birokrat dan konglomerat penghianat rakyat...

kesadaran kritis kita yang menghukumi untuk sesegera mungkin membongkar kembali eksistensi negara kita...

tak ada yang lebih pantas untuk kita nyatakan selain ajakan bagi rakyat sudah saatnya bertindak, jangan sampai kebingungan dan kebimbangan menjadi hiburan semua yang menjadi alasan kita untuk menuntut yang semata-mata menjadi hak kita....


salam Revolusi untuk Indonesia Jaya....

Minggu, 25 November 2007

aksi pendidikan


(ceritanya) cerpen

(ceritanya) cerpen
REVOLUSI
Adang Setia

Kuciptakan satu makna tersesalkan ketika diketahui bahwa haru biru perjuangan jadi satu kebingungan bagi sebagian orang. Ini bukan cerita wajar bagi generasi yang berkeinginan memutuskan diri dari tradisi sebelumnya.
Belum lama kupinjam satu kata sedehana namun syarat makna yaitu "Revolusi".
Ya, benar itu kata selanjutnya yang muncul ketika aku berkenalan dengan masa yang membebaskan dari belenggu kegelapan akan satu pengetahuan.
Hari itu kemudian aku betanya kembali padanya. Benar, dia Sutar yang sebelumnya pernah menerangkan sabuah makna dari "Feodalisme".
Bagaimana sebelumnya dengan penuh semangat dia berkata, bahwa tidak ada lagi ketabuan bagi kita untuk melawan setiap bentuk penindasan dari satu nilai kebebasan manusia. Kita manusia merupakan mahkluk yang berkehendak, dan diberikan sebuah pilihan untuk menentukan diri sendiri.
Penjelasan Feodalisme bukan hanya sekedar jadi satu wacana, tetapi harus jadi implementasi gerak, yaitu tindakan
Memang betul itu yang menjadi ingatan dalam benakku kembali, ketika saat aku bertanya padanya, telah mengawali lagi tulisanku.
"Ketika kita berkata tentang feodalisme, dan kita tidak bersepakat dengan hal itu, lalu apa yang harus kita lakukan?. Pertanyaan itu mengawali dalam benakku.
"Aku memang orang yang bodoh sebelumnya, yang telah merelakan diri untuk jadi perpanjangan tangan dari Feodalisme, tetapi apa yang harus kulakukan setelah berkeinginan meninggalkan tradisi tersebut dan tak mau menjadi pewaris dari suatu adat penindas?" Desakku seolah tak yakin bisa keluar dari belenggu tradisi.
Kembali kudengar bahasa dia dalam benakku, begitu menggebu bagaikan sebuah tamparan keras, seakan berusaha menyadarkan orang tak sadar.
"Satu bentuk tradisi kejahatan harus dilawan dengan tradisi kebaikan". Sergah dia mengawali
"Kita tidak boleh hanya berpangku tangan dan diam, karena dengan diam berarti kita telah merelakan satu penindasan itu berlangsung"
"Bagaimana Kita mengenal kisah perjuangan Nabi, yang berusaha menyadakan umatnya. Kehadiran awalnya dia justru dianggap gila oleh jamannya. Tetapi, tidak serentak dia diam dan tak melanjutkan perjuangannya. Walaupun cacian dan makian, bahkan teror dia dapatkan"
"Kita harus membangun satu kekuatan bersama, bersatu padu untuk menggalang kebersamaan. Jangan sampai tradisi gila ini justru lebih dominan dibanding satu nilai keyakinan akan kebenaran yang seharusnya" Seru dia berusaha mengakhiri jawaban dari pertanyaannku
Aku hanya bisa termangu seakan tidak mengerti kembali, bagaimana mungkin satu tradisi kebiasaan baru bisa dimunculkan. Benar, pertanyaan itu yang kemudian seolah meragukan apa yang dia ucapkan.
"Ada satu lagi yang harus kita tuju, sebagai bentuk perlawanan, yaitu kita harus berani melakukan ’Revolusi’". Dia kemudian mengawali uraiannya setelah merenung beberapa menit.
"Apa itu Revolusi? Itu merupakan tindakan yang membutuhkan keberanian dari diri kita. Bagaimana kita dituntut untuk berani memotong satu generasi yang mewariskan tradisi Feodal, kemudian kita gantikan dengan generasi pembaharu. Karena tidak ada cara lain untuk mengawali sebuah perubahan selain dengan melakukan pergantian tradisi jaman gelap yang kita rasakan ini". Tutur dia memberikan gambaran tentang sebetulnya apa yang harus dilakukan.
"Sudah banyak yang kita dengar tentang kata ini, bagaimana Perancis mengawali kebebasannya dengan Revolusi, bagaimana Inggris mengawali perubahannya dengan Revolusi, bahkan kata yang dilontarkan Soekarno sebagai penegak negara ini, kata yang menjadi pembakar untuk melepaskan diri dari penjajahan yaitu Revolisi !!!"
"Tak ada pilihan lain dan kita tidak bisa berkompromi lagi. Karena satu perubahan yang mengakar harus kita bangun. Jangan setengah-setengah apabila kita melakukan satu perubahan. Hal itu merupakan pilihan mati untuk kita melakukan sebuah perubahan".
Aku tidak merasakan itu hanya sekedar satu jargon penyemangat, tetapi itu seolah benih-benih dasar yang dia tanamkan untuk merangsang satu keberanian melakukan perubahan.
Aku memang pernah yakin bahwa setiap orang harus berani Merevolusi dirinya. Dan fase kegelapan orang dalam berpikir memang harus berubah. Tak ada satu tawaran lain selain bagaimana perwujudan kesadaran diri harus dibangun.
Aku tertuntun dihadapannya tentang bagaimana aku tersadar tentang posisi diri ini. Dia memang meletakkan satu keyakinan tentang satu kesadaran kolektif (Bersama). Tetapi pondasi kesadaran awal apa yang harus kubangun untuk melakukan perubahan? Atau apa kesadaran itu sendiri?
Bandung beautifull euy...2005

Wawancara Dengan Satria Nugraha

1. Ada sebuah pertanyaan mendasar yang ingin kami tanyakan sebagai kader HMI, terkait bangunan gerakan mahasiswa, apa sebetulnya gerakan mahasiswa yang diusung HMI sebagai organisasi pergerakan?
Jawab : jadi kita sebagai sebuah organisasi berupaya untuk melakukan transformasi ide kepada mahasiswa, sehingga dia sadar bahwa dia dalam masyarakat berada pada posisi kelas menengah, yang sebetulnya diberi kesempatan lebih untuk mengakses pendidikan lebih dibanding masyarakat lain, sehingga dia mempunyai posisi unik untuk melakukan suatu perubahan atas dasar pengetahuan lebihnya dalam memahami permasalahan yang ada dimasyarakat. Namun terkadang sistem yang berada di perguruan tinggi terkadang menghambat proses penciptaan ini, sehingga mahasiswa menjadi lupa akan peran dan potensi yang dimilikinya untuk tahu dan mampu memahami permasalahan yang ada di masyarakat. Dan disitulah posisi kita yaitu berusaha menyadarkan kondisi mahasiswa tersebut.
2. Apabila menimbang HMI sebagai organisasi pergerakan, sebetulnya titik tekan gerakan HMI ini untuk tujuan apa ?
Jawab : Tujuan organisasi adalah bagaimana kita membentuk mahasiswa yang sadar akan tanggungjawabnya, realitas kemasyarakatannya, setting kesejarahannya dan sadar akan kemanusiaannya, sebagai upaya untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Dan juga bagaimana kader-kader HMI ini mampu mentransformasikan nilai-nilai Islam yang universal terhadap masyarakat umum.
3. Seiring semakin berlalunya masa, tentulah menuntut adanya perubahan pada pola gerakan yang dilakukan HMI, menurut Kanda apakah HMI juga mengusung hal tersebut ?
Jawab : Oh Jelas, jadi yang namanya perubahan, perubahan kearah yang lebih baik tentunya memang harus dilakukan oleh semua organisasi, termasuk HMI. Jadi kalau dulu HMI memang melakukan suatu pola gerakan, yang tentunya berlandaskan ideologi Islam, dan juga jalan yang ditempuh untuk merealisasikannya banyak melalui jalur-jalur politik. Sedangkan sekarang kalau menurut saya HMI telah mengalami perubahan, dengan melakukan sesuatu yang berbeda dan merubah metoda, membangun kesadaran secara kultural dengan membuka forum-forum diskusi, kajian-kajian keilmuan. Dimana HMI sekarang berusaha menampilkan Islam yang rasional, sehingga semua orang bisa menerima Islam sebagai ideologi yang mampu mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
4. Sebetulnya apa yang membedakan gerakan HMI masa lalu dengan sekarang ?
Jawab : Orientasi organisasiya, kalau kita lihat teks ideologi HMI tersendiri memang mengarahkan kader-kadernya untuk merapat ke birokrat (sesuai teks ideologi Cak Nur). Karena teks ideologi Cak Nur ini memang mengarahkan bagaimana kader-kader ini sedikit kekiri-kirian, tetapi terkadang pada beberapa sisi sedikit Developmentalis, sehingga baik secara sadar atau tidak pada suatu ketika justru mengarahkan kader HMI untuk merapat kepada pemerintahan. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri jikalau kader-kader HMI banyak berada di pemerintahan dan ikut manjadi bagian yang membuat kemunduran bangsa ini. Oleh karena itu, kedepannya orientasi pola gerakan HMI adalah bagaimana merubah pola pikir masyarakat, dengan membuka selebar-lebarnya akses terhadap pendidikan kepada semua rakyat sebagai hak dasar. Karena bagaimanapun jikalu kita bicara tatanan suatu masyarakat yang Islami pastilah berbicara pendidikan yang bisa diakses oleh semua orang, tidak merupakan pendidikan yang setengah-setengah yang hanya bisa diakses oleh orang-orang kaya saja. Dan dalam hal ini HMI harus melakukan perlawanan terhadap siapapun yang menghambat akses pendidikan ini diterima oleh semua masyarakat.
5. Jikalau landasan gerak HMI itu NDP ( Nilai Dasar Perjuangan ), menurut Kanda apa sebetulnya NDP itu ?
Jawab : Jadi NDP itu adalah merupakan pandangan dunia Islamnya HMI, disana itu lebih cocok dikatakan sebagai pandangan kita dalam menafsirkan prinsip-prinsip yang ada dalam Islam, dialah penafsiran kita dalam membaca aqidah Islam. Jadi NDP itu memberikan suatu gambaran bagaimana aqidah Islam ini bisa dipahami secara rasional, sehingga mampu dipahami oleh semua orang. Karena hal itu berkonsekoensi pada pergerakan yang kemudian diusung oleh HMI, jadi dengan kita mengenalkan Tuhan yang bisa dipahami kesempurnaannya oleh masyarakat, sehingga masyarakat mendapat kemudahan dalam usaha penyempurnaan dirinya. Karena tidak ada yang patut untuk disembah dan dituju kesempurnaannya selain yang Maha Sempurna itu sendiri. Dengan demikian pandangan ideologi ini mengantarkan bahwa setiap orang harus mengharap ridho dari Tuhan yang Maha Sempurna sebagai pemberi kesempurnaan dirinya.
6. Apakah ada keterkaitan antara NDP sebagi pandangan Dunianya HMI, dengan Gerakan HMI itu sendiri ?
Jawab : Pasti karena yang namanya Ideologi mangajarkan kita untuk memandang masa depan lebih baik, sehingga ideologi bisa direalisasikan dalam pikiran kita, ucapan kita dan tindakan kita. Oleh karena itu tidak bisa tidak ideologi sangat berpengaruh terhadap gerakan. Dan bagaimana ideologi ini berpengaru pada gerakan, kita mengetahui bahwa yang namanya Islam mengajarkan kita untuk menuju pada sesuatu yang sempurna yaitu KesempurnaanNya. Dan makna dibalik itu, Dia berusaha memerdekakan manusia dari keterbelengguan pada berhala-berhala baik yang diciptakan oleh kelompok masyarakat, oleh pikirannya, feodalisme, dan ketakutan kita untuk melakukan suatu gerakan. Dan itulah tuhan-tuhan kecil kita sehingga ketika kita mengenali Tuhan, maka kita dituntut melepaskan diri dari keterbelengguan rasa takut terhadap selainNya.
7. Apakah ada saran untuk memepertegas pola gerakan HMI sekarang dan untuk masa mendatang ?
Hmi sudah harus meninggalkan pola-pola lama yang pseudo politik. Kita sebenarnya punya cocak gerakan sendiri. Di HMI kita bukan cari muka dan ujuk eksistensi diri. Ada yang lebih besar dari itu semua. Politik kita adalah politik untuk perkaderan. Karena, hanya dengan perkaderanlah kita menyampaikan nilai-nilai luhur yang disampaikan oleh Rosulullah saw, sehingga kita menjadi pengikutnya yang setia. Hanya dengan kembali kepada khitoh perkaderan HMI akan maju. Jika hmi mulai meninggalkan perkaderan, mulai centil berpolitik, merapat pada birokrat, sebenarnya itu bukan politik yang riil. Politik yang riil haruslah berangkat dari kesadaran mahasiswa dan masyarakat akan realitas, dengan itulah HMI berjaya. Tanpa perkaderan HMI bukan apa-apa. Jika HMI masih menggunakan pola-pola lama hanya akan mendorong HMI pada keterpurukan.
Jawab : saran untuk teman-teman semua. Datang, nongkrong, lakukan penyadaran di kampus. Transformasi ide kepada siapapun. Walaupun hanya menempel pamflet, membagi selebaran dan memfotokopi, semua itu adalah bagian dari perkaderan. Walaupun sederhana, tapi tidak ada yag sia-sia dalam melakukan tugas suci perkaderan. Terakhir, dalam berorganisasi kita harus saling percaya, terus melakukan tugas ini dalam mengabdi kepada Allah. Dan terus berdo’a, karena Dialah sebenarnya sumber kekuatan dari segenap kekuatan yang ada.

Sebuah laporan menggugat

Sebuah laporan menggugat
Ketika kita merindukan wahana untuk saling bercengkrama, berdiskusi, bahkan berkomitmen untuk sebuah perubahan, menjadi gebrakan kesekian kalianya dalam dimensi cita-cita kaum muda yang progresif. Dengan kebesaran harapan yang tumbuh dalam benak setiap pemuda, tak akan ada satupun hal yang mampu merintangi ide membangun gerakan perubahan ini bisa muncul. Disini masa kita untuk membangun, saat ini kaum muda haus akan semangat untuk perbaikan, maka tak akan ada lagi alasan kita menahan libido revolusi yang menjadi jati diri semangat juang ini untuk tertahankan.
Jikalau ada pertnyaan kapan sejarah bangsa yang kita pijak ini akan lebih baik, maka jawabannya adalah saat ini ketika kaum muda dan mahasiswa bangkit untuk bergerak memperbaiki keadaan bangsa yang dianggap terseok-seok oleh ketidakpatian arah juang. Maka sejarah kaum muda saat ini, adalah sejarah yang kita bangun sekarang, tak ada siapapun yang bisa menahan semangat bergerak untuk perubahan ini untuk terlaksana. Sudah barang tentu langkah perubahan dimasa depan mengacu pada seberapa besar langkah kita untuk membangun. Hal itulah yang menjadi cita-cita semangat berkonsolidasi, bercurah ide, dan berkomitmen yang dilaksanakan dalam Simposium Arah Juang Pemuda Lintas generasi di gedung Indonesia Menggugat pada hari Sabtu 17 November 2007 di Bandung kemarin.
Walaupun komparasi gerakan pemuda hanya diwakili oleh Fajrul Rahman sebagai eksponen 98, tetapi sedikit banyak kita mampu untuk mengambil beberapa kunci bagaimana pemuda akan melangkah. Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh beliau terutama berkaitan dengan bagaimana kaum muda hari ini mampu mengawal agenda nasional yang miskin akan regenerasi kepemimpinan. Masih bertenggernya kaum tua yang bahasa fajrul adalah generasi magriby (Sunset Generation), yang berarti mereka orang-orang yang sepuh yang tidak tau diri baik secara umur maupun kesempatan berkuasa yang dimilikinya yang sudak cukup lama. Hal ini yang kemudian menjadikan bentuk oligarki kekuasaan baru pada fase reformasi yang hari ini kita anggap sedang berjalan.
Kemiskinan regenerasi kepemimpinan nasional hari ini tidak lepas dari cukup panjangnya pemerintahan Soeharto dengan Orde barunya yang hampir 32 tahun, kemudian membuat para tokoh pemimpin nasional saat ini menjadi korban yang hak kepemimpinannya diambil oleh Soeharto. Hal ini yang kemudian difase reformasi ketika mereka berkuasa, masih punya keinginan untuk merasa berhak memimpin kepemimpinan nasional, sehingga mereka kemudian menjadi perampas baru bagi kepeimpinan generasi muda sekarang. Generasi magribi yang diistilahkan fajrul ini menunjuk kaum tua sekarang yang sebelumnya mendorong perubahan dinegeri ini, tetapi menjadi orang yang kontra perubahan karena tidak mau legowo memberi kesempatan pada kaum muda.
Permasalahan regenerasi kepemimpinan nasional ini kemudian mendorong pada suatu bagaimana mewujudkan generasi baru (Rising Generation), karena tuntutan masa yang menjamin kedepan generasi baru ini yang akan memimpin. Tetapi masalahnya bagaimana menyiapkan generasi muda hari ini yang akan memimpin dimasa depan terutama dalam waktu dekat ini yaitu 2014. Maka menjadi suatu tantangan baru bagi setiap kaum muda, dalam mempersiapkan diri untuk memegang tampuk kepemimpinan nasional. Walaupun kondisinya kaum tua renta oligarki masih berkuasa, tetapi tinggal berhitung umur saja mereka berakhir, maka semangat arah juang yang mesti dibangun adalah bagaimana kaum muda menyiapkan bluprint baru skema arah juang bangsa ini kedepan. Hal ini bisa diwujudkan secara sederhana bagaimana keterlibatan kaum muda dalam berorganisasi, terutama dalam lembaga yang menjadi kekuatan sipil untuk membangun sebuah regenerasi kepemimpinan muda yang progeresif.
Begitulah sedikit ulasan tentang simposium arah jauang yang kemarin dilaksanakan, ada sebuah harapan dan motivasi yang bangkit bagaimana kesadaran untuk meregenerasi kita dan kaum muda mendatang ini, menjadi tanggung jawab setiap kaum muda yang progresif. Oleh karena itu bagaimana kita mengawal visi ini menjadi sebuah rekomendasi umum terutama bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Indonesia, yang berani melangkah lebih maju dan tidak berpangku tangan menunggu perubahan itu datang secara tiba-tiba. Jihad akbar bagi kita sebagai kaum muda umat Islam untuk setiap saat berdiri diatas kebenaran untuk kemajuan umat dan bangsa.
Pada akhirnya forum yang sedikit mengarah pada profokasi yang membangkitkan semangat juang ini, pada pembahasan secara Internal ke-HMIan terutama dalam mengkritisi metodologi regenerasi oraganisasi dan kriteria kepemimpinan yang selama ini dilaksanakan. Hal ini terjadi karena Simposium pemuda terutama dihadiri oleh beberapa cabang yang merepresentasikan lingkup wilayah nasional, dimana ada komitmen bersama untuk menggugat perbaikan di HMI. Beberapa cabang tersebut antara lain Bandung, Palembang, Subang, Surabaya, Cirebon, Semarang dan Yogyakarta. Komitmen bersama ini kemudian melahirkan sebuah arah juang bersama untuk perbaikan HMI yang diberi nama "GERAKAN HMI MENGGUGAT", nama ini yang menjadi semangat baru bagi kita kader HMI dimasa mendatang terutama dalam meyikapi kedangkalan metodologi regenerasi organisasi dan kepemimpinan di basis perjuangan organisasi kita. Gerakan bersama ini akan ada tindak lanjutnya di sentral perjuangan nasional yaitu di yogyakarta dalam waktu dekat ini, yang akan melaksanakan agenda simposium lanjutan yang diharapkan akan lebih rigit membahas beberapa rekomendasi Simposium Arah Juang yang telah dilaksanakan.
Dengan demikian ditunggu keterlibatan setiap elemen muda yang progresif di HMI untuk tarlibat bersama. Partisifasi konkrit dan bukan hanya sekedar wacana adalah janji suci bagi setiap orang yang mengaku bertuhan. Maka kafir hukumnya bagi setiap orang yang berani menetang perubahan, karena dia akan menjadi penghalang bagi peningkatan derjat kemanusian yang niscaya akan bergerak mnempurna menuju kesempurnaan Tuhannya. Mari atas nama Al-qura’an dan hadist yang merupakan silabus ideologi kita Umat Islam dan HMI untuk menjadi satu patokan perubahan Umat dan bangsa. Yakin Usaha Sampai!!!!!

PRESS RELEASE RENCANA AKSI 11 SEPTEMBER 2007

Kondisi kebangsaan kekinian telah menjadi demokrasi yang dijamin dengan kepura-puraan. Setiap hak menyampaikan pendapat dikebiri atas nama pengamanan, stabilitas dan lain sebagainya. Pada akhirnya realitas itu menjadi pendorong untuk melakukan represifitas terhadap aksi menyampaikan pendapat.
Membangun sebuah kritik auto-kritik dalam budaya demokrasi telah menjadi tuntutan mati, karena melalui hal ini kita bisa berbicara berarguimentasi untuk membela hak hidup rakyat yang terlupakan. Kenyataan telah membuktikan hanya melalui tindakan yang dilakukan oleh orang-orang sadar, kondisi bangsa ini bisa berubah. Berusaha menjauhi era keterjajahan berpikir, bertindak, dan mencoba berprilaku yang lebih egaliter dalam pergaulan bangsa ini telah membuat dinamisasi dalam bernegara berusaha dipaksa untuk lebih maju. Namun, harapan untuk kesana memang masih panjang, tetapi waktu yang tidak berbatas ini akan punah dengan cita-cita kita membangun heroicsme semangat perubahan yang setiap saat siap menguliti belenggu kejumudan dalam kemajuan berbangsa.
Nahkoda perubahan bangsa ini dipegang oleh pemimpin tinggi kita yaitu presiden, dia yang menjadi tumpuan setiap harapan kemajuan maupun kemunduran bangsa ini. Secercah harapan kita gantungkan kepada pemimpin kita tersebut, amanat perubahan nasib kita titipkan sebagai jalan menuju sukacita kita untuk berbangsa. Dia yang menjadi pewujud bisikan nurani rakyat, karena bagaimanapun lantangnya rakyat bicara tentang perutnya selama ini, tidak akan pernah mewujud apabila tidak sampai pada pendengaran dirinya. Sudah hampir tiga tahuin kita dipimpin oleh dirinya, harapan yang kita gantungkan tinggalah harapan. Keyataan telah membukakan mata kita bahwa nahkoda yang kita percaya ini, hanya banyak melakukan tebar posona bukan tebar kinerja. Perawakannya yang cukup dikagumi oleh ibu-ibu rumah tangga ternyata telah membawa kesulitan terhadap mereka. Kemampuannya dalam bernyanyi, tenyata tak sehebat kemampuannya untuk melantunkan lagu kebebasan rakyat bangsa ini dari kesengsaraan.
Tidak selesainya masalah korupsi yang menjadi lirik lagu janji dia, melonjaknya setiap harga bahan kebutuhan rakyat dan tidak adanya upaya penanganan serius dalam penangulangan bencana kemanusian di negeri ini, telah menjadi tampilan yang memukau dalam kepemimpinannya. Tubuhnya yang besar tidak sebesar keberaniannya untuk memberikan prioritas dalam mencerdaskan bangsa. Ketidakmampuannya untuk merealisasikam anggaran pendidikan 20% yang merupakam amanat undang-undang dasar 1945, menjadi kunci ketidakberesannya dalam memipin negeri ini.
Kemudian, menjadi lengkap ketika dia ditemani seorang wakil yang hanya mementingkan perusahaan pribadinya, karena merupakan pengusaha besar negeri ini. Dia yang yang menjadi wakil peresiden yang cukup aktraktif dalam bertindak, terutama menyangkut usaha bisnisnya. Kita bisa menonton bagaimana dia memilah-milah hal tentang rakyat, lebih tertariknya dia dalam berbicara tentang partai yang dia pimpin ketimbang tentang rakyat telah menjadi dagelan dalam kepemimpinan bangsa ini. Pengaruhnya yang cukup besar karena memegang kekuatan politik (Ketua Umum Partai Golkar) dan capital (Perusahaan), telah mengantarkannya pada keberanian dalam setiap saat untuk menggadaikan negeri ini.
Kesimpulan dari curhatan kita tentang pemimpim bangsa ini, tenyata telah mengantarkan pada segudang kekecewaan. Segenap harapan yang ditumpahkan sebelumnya hanya menjadi aspirasi tanpa makna karena tidak pernah ada niatan untuk merealisasikan. Perwujudan bangsa yang maju hanya menjadi dagelan dalam acara televisi, pemimpin negeri yang ideal hanya ada dalam Republik mimpi tidak pernah ada dalam kenyataannya. Oleh karena itu kita tidak bisa hanya berpangkutangan diam tak bertindak sedikitpun, padahal rakyat tidak bisa menunggu perutnya yang lapar, tidak bisa melihat anaknya yang terlantar kerena tak sekolah, pengangguran yang setiap saat bisa mendorongnya bertindak criminal dan segudang masalah kehidupan lainnya yang menjadi peresah dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu atas nama amanat penderitaan dan keresahan rakyat yang dibuat oleh pemimpin kita yang lalai yaitu SBY-JK, maka kita komitmen untuk melakukan GERAKAN MEMBANGUN BANGSA (GERBANG), dengan tujuan mewujudkan hal-hal dibawah ini;
1. Tetap mendorong pemerintah untuk merealisasikan anggaran pendidikan 20% sesuai amanat UUD’45, karena SBY-JK hanya merealisasikan 9,8 % dari APBN untuk tahun 2007.
2. Memiminta secara Legowo SBY-JK untuk diadili oleh mahkamah konstitusi karena ketidakmampuannya merealisasikan amanat konstitusi UUD’45 selama 3 tahun, dibuktikan dengan tidak adanya jaminan pendidikan dasar gratis yang telah diamanatkan.
3. Menjadikan SBY-JK sebagai penjahat kemanusian negeri ini karena upaya plin-planya dalam menangani Lumpur Lapindo, yang secara jelas disebabkan oleh ulah suatu kepentingan korporasi.
Demikian segenap tuntutan kita curahkan atas nama amanat kesusahan rakyat. Fenomena harga-harha yang setiap hari terus melambung menjadi kenyataan negeri ini, antrian penderitaan yang setiap saat bisa mendatangi siapapun menjadi ancaman kesulitan bangsa ini. Maka tak pantas kita sebagai bagian bangsa yang tahu dan mengerti tentang keadaan ini hanya berdiam diri tak melakukan apa-apa. Karena ini saat kita berjuang, ketika pemimpin negeri telah menjadi pembawa bencana terhadap kesulitan rakyat. Mari para pemuda dan mahasiswa bangkitlah, karena kita adalah pilar perlawanan kesusahan rakyat, kita bagian terpenting dari perjuangan penderitaan ini, hidupnya bangsa ini karena tetap terjaganya semangat para pemuda bangsa ini. YAKIN USAHA SAMPAI!!!!


Penanggungjawab Aksi



Adang Setia
Kabid PTKP HMI cabang Bandung
NB: kontak langsung: 085624140459